Selasa,2 mei 2000 adalah hari penentuan kelulusan bagi murid SMP Kec. Jati Jaya. Pagi itu Tana dan sahabat-sahabatnya bersiap untuk menerima kenyataan yang mungkin tidak dapat disesali lagi. Dengan langkah yang tergesa-gesa mereka pun memantapkan diri untuk menuju SMP 041 Jati Jaya. Berbagai usaha telah mereka lakukan sebelum pengumuman dibacakan, hanya doa yang senantiasa dipanjatkan.
Jarum jam sudah menunjukkan Pukul 07.15 WIB dan pengumuman kelulusan telah dibagikan kepada murid-murid,suasana menegangkan mulai tergambar saat Dinda yang tak lain adalah sahabat Tana mulai membuka hasil kelulusan nya,, dengan seketika Dinda bertriak,”Aku lulus,,,,,,,,aku lulus dunia,,,,,”. Hmm.. Dinda lulus,gimana dengan aku ya???buka,,pa g’ y….aduuh bingung nich,,bawa pulang aja ach,,biar bisa buka nya ama bunda,,Din, Nin, aku buka dirumah ja ya,,,??,,aduh Tan jangan dirumah donk,disini aja ama Dinda dan Nina,,kita buka sama-sama ja..”rayu Nina”……gimana buka nya sama-sama ja??,,,”saran Dinda”,,,,,,,Tana, Nina,,,,,1….2…..3…….”kita lulus…………..”…
Dan akhirnya tiga sahabat itu lulus begitu pun dengan nasib 255 murid lain nya. Namun setelah tamat SMP mereka bertiga bingung mau melanjutkan sekolah kemana, ada 5 pilihan SMA yang diberikan orang tuanya masing-masing tapi Tana belum memilih salah satu diantara nya, dia masih ragu dengan pilihannya,,,,”aku pilih SMA mana ya,,milih SMA N 11 jauh dari rumah,SMA N 04 g’ ad minat, SMA N 26 ada dia,,,,aaaaa bingung,,ntar kalau masuk sana,bisa aja dia tau’ gimana perasaan aku ma dia,,kan aku malu kalau dia tau’.”seru Tana dalam hati”…
Dinda dan Nina sudah menetapkan pilihan nya,ternyata mereka memilih sekolah yang sama dan mereka berusaha untuk merayu Tana untuk masuk kesekolah pilihan mereka yaitu SMA N 11, karna tidak ingin melihat sahabat-sahabat nya kecewa Tana pun mengikuti ajakan sahabatnya. Pendaftaran telah mereka lakukan dan syarat-syarat telah mereka lengkapi,namun perjuangan mereka bertiga tidak sia-sia mereka diterima di sekolah idaman para remaja itu.
Tana menghela nafas sambil menatap langit dari jendela kamarnya lalu berkata.”Tuhan mengapa memendam cinta itu rasa nya sakit bangetz,lebih sakit dilukai dengan pisau yang tajam,rasanya aku ingin triak agar dia tahu bahwa aku mencintainya,namun apa dia juga mencintaiku??,,aku takut bila dia pergi meninggalkan ku,,,aku takut dia tak lagi perduli pada ku,saat dia tahu isi hatiku ini,air mata ini tak dapat ku bendung lagi ketika aku mengingat akan cinta kami yang tak kunjung ada pengakuan.”
Selama disekolah Tana dan sahabat-sahabatnya masih saja menjalani hari-hari nya sama seperti masa di SMP. Tan,,Dion pa kabar??? “Tanya Nina”..kamu kock nanya Dion ma aku Nin???..akukang’ ada apa-apa ma Dion…”Tana mengelak”..Dinda “,,sudah lah Tan jangan bohongi perasaan mu lagi dan kami g’ mau liat kamu ke’ gini,,,aku g’ sanggup liat kamu sakit hati karna memendam cinta trus Tan”,,,,.”Nina”…benar Tan,,,jangan siksa dirimu sendiri,,,”…”sudah lah akukang’ pa-pa,,,,jawab Tana dengan tegas”…
Sebenarnya Tana takut mengatakan kepada Dion bahwa dia mencintai Dion, dia terpaksa memendam cinta nya karna dia tahu bahwa dia dan Dion susah untuk dipersatukan,,karna mereka masih saja mempertahankan ego nya masing-masing.
Tana….aku sangat mencintai kamu,,tapi mengapa kita g’ pernah dipersatukan sampai saat ini..aku sakit Tan jika harus memendam rasa ini truz..sebenar nya bagaimana perasaan mu kepada ku.??,,”Dion”.. senin, 14 agustus 2000 pukul 09.00 WIB. tiba-tiba HP Dinda berdering dan dilayar na tertulis 1 pesan dari Nina yang isi nya mengatakan bahwa Tana masuk rumah sakit karna kecelakaan, tanpa pikir panjang dua sahabat Tana pun langsung menuju RSUD dan mereka pun memberi tahu Dion mengenai kabar buruk itu,,,Dion pun kaget,,,
Namun diperjalanan menuju rumah sakit Dion juga mengalami kecelakaan,kecelakaan itu terjadi karna pikiran Dion yang tidak tenang,dia memikirkan Tana yang terbaring lemah di rumah sakit. Mereka berdua terbaring lemah diruangan dingin tempat nyawanya digantungkan yang biasa disebut dengan ICU. Tiada yang tahu nasib mereka kecuali Tuhan YME, orang tua mereka pun tak henti-hentinya meneteskan air mata,,,akibat kejadian yang Tana dan Dion alami hubungan orang tua mereka pun menjadi akrab.
Diruangan bisu itu mereka masih saja terbaring koma,hanya keajaiban yang sanggup mengembalikan mereka. Selang beberapa menit keajaiban pun datang, mereka berdua bangun dari koma nya, dan yang paling mengesankan mereka sadar diwaktu yang bersamaan.
Tana,,kamu g’ pa-pakan??”Tanya Dion dengan terbata-bata”…aku g’ pa-pa Dion,maafkan aku yang telah membuat mu seperti ini,jujur Dion aku sakit melihat kondisi mu yang seperti ini dan ini semua salah ku…”Tana berbicara sambil menatap Dion”.. namun Dion tak pernah menyalahkanTana akan kecelakaan yang dialami nya,. Tuhan..aku tak sanggup menahan cinta yang
Yang semakin membara ini..aku sangat-sangat merasakan sakit..ketika melihat nya terbaring lemah didepan mata ku.”ungkap Dion dalam hati”. Setelah 6 hari berada dirumah sakit, mereka pun dizinkan pulang oleh dokter yang menanganinya.setelah benar-benar sembuh mereka kembali bersekolah seperti biasanya. Tiga tahun masa di SMA tlah berselang,dan ujian kelulusan sudah diselenggarakan,ketika detik-detik ujian dimulai Dion yang sudah duduk dibangku kuliah ini pun slalu saja menyemangati Tana,. Semangat Tana pun makin menggebu,setelah ujian selesai dan beberapa hari berikut nya tiba lah hari pengumuman kelulusan, Tana dan dua sahabat nya lulus SMA,.
Tana bergegas mengambil telpon genggamnya untuk mengatakan bahwa dia lulus dengan hasil yang memuaskan kepada Dion. Dion pun senang mendengarnya. Namun diwaktu yang sama Tana mulai mengungkit-ungkit sesuatu yang sebenarnya tidak Dion sukai yaitu, menjodohkan Dion dengan orang lain, Dion pun marah kepada Tana. Setelah kejadian itu Tana dan Dion tidak pernah berhubungan lagi hampir 1 tahun. Tana sebenarnya merasa kehilangan, namun dia masi mempertahankan rasa gengsi nya yang tidak mau menghubungi Dion duluan..
Aku kangen nich ma Dion,,dia kemana ya,,aduchh perasaan ku jadi g’ enak,,rasa nya dunia ku sepi tanpa dia.”ungkap Tana dalam hati”…tiba-tiba……tidit,,,tidit,,,,Hp Tana berbunyi nomor tidak dikenal menghubunginya..” hallo,,siapa ni??”Tanya Tana”…. Aku Dion Tan,,,kamu pa kabar??”jawab Dion”…hari itu mereka menghabiska 1/3 malam untuk berbincang-bincang lewat telpon genggam.
Namun ternyata cinta yang tersimpan dihati Tana,hanyalah membuat nya merasa sakit saja,,Tana sering berfikir untuk menjauhi Dion,namun hal itu sulit untuk dilakukan. Tana slalu saja merasa kecewa karna, Tana merasa setiap kali dia membutuhkan Dion, Dion selalu saja g’ ada. Tana sebenarnya ingin pergi dari kehidupan Dion dan keluarganya,namun Tana tidak pernah bisa melakukana nya.”ntah apa yang akan terjadi dengan cinta mereka kedepannya”,hanya 1 kalimat itulah yang sering dibahas Nina dan Dinda. “bukan Cuma kalian yang slalu berfikir gitu,aku juga sering berfikir seperti itu.” Tana menjawab dengan tiba-tiba.
Dan disaat yang bersamaan Tana mendapat sebuah pesan singkat dari kakak Dion, Tana kaget ketika kakak Dion mengatakan bahwa saat ini Dion sedang terbaring koma dirumah sakit,tanpa mengetahui apa yang terjadi sebenarnya dengan Dion, Tana langsung menuju rumah sakit tempat Dion dirawat. Sesampainya dirumah sakit, Tana berdiri kaku disamping Dion,dia tak kuasa melihat sosok Dion yang periang itu terbaring lemah di pembaringan yang bersampul biru itu. Tana:”Dion……….aku g’ sanggup…aku g’ kuat Dion,kamu tega bikin aku nangis,katanya kamu g’ ingin liat air mata aku,tapi ngapa kamu g’ bangun Yon,please Dion aku disini,disamping kamu,kalau kamu g’ ingin aku nangis lagi,,,kamu harus bangun Dion,,aku sayang ma kamu,bangun ya sayang.”..screeetz,,suara dorongan pintu itu mengaget kan Tana,ternyata seorang wanita yang sering disapa nya tante itu pun masuk keruangan 7×9 m tempat Dion dirawat dengan membawa secangkir kopi yang masih hangat sambil mengatakan “ Nak minum dulu kopi ini agar tubuhmu terasa hangat,tante tau kamu sedih tapi tante g’ mau kamu sakit,karna Dion pasti g’ ingin melihat kamu seperti ini yang sabar nak ini ujian tuhan untuk kita,kita harus sadar Dion itu bukan milik kita,bukan milik tante dan juga bukan milik kamu.” Tana tak mampu menjawab apa yang telah diucapkan mama nya Dion,dia hanya meneteskan air mata dan memeluk ibu sang pujaan hatinya. Suasana haru pun terpecah saat Jingga kakak Dion menghampiri mereka,dan mengatakan kepada ibunya dan Tana bahwa dokter telah menyerah akan kondisi Dion yang tak kunjung siuman. Tana pun meraung sejadi-jadi nya dan segera menemui dokter yang menangani Dion,.. “ Dokter tolong Dion dok,kalian g’ boleh nyerah,saya yakin Dion lelaki yang kuat,dia sanggup jalani smua ini,tapi saya mohon jangan hentikan semua obat-obatan dan alat Bantu untuk Dion, dokter g’ boleh nyerah dok,,,g’ boleh,,,lakukan yang terbaik untuk Dion”,,..’mohon Tana’. Dan permohonan Tana itu tidak sia-sia,para dokter kembali melakukan yang terbaik untuk Dion.
Setelah satu minggu terbaring koma, Dion pun akhirnya sadar dan langsung menanyakan Tana, jingga pun langsung memberi tahu Tana bahwa Dion tlah sadar,selang beberapa menit Tana pun akhirnya sampai dirumah sakit dan langsung menghampiri Dion..” dasar gadis bodoh,ngapa tuh air mata netes truzzz,g’ capek apa nangis terus????ke’ aku bakalan meninggal ja,,aku kan cuma tidur ja,,biar aku bisa liat muka jelek kamu,,kkkkkkkkkk”..’Dion menghibur Tana’,,. Tana hanya tersenyum kaku,,
“cie,,,,cie,,,,malu-malu,,,,,padahal mau pelukan tuh,,,,,,aha,,,kita tutup mata kock,,ya kan Din?????…’sindir Nina’..”akhirnya terjawab sudah….”.’Dinda memotong sindiran Nina’. Namun disituasi seperti itu pun Tana dan Dion masih menyimpan perasaannya. Setelah beberapa minggu dirawat dirumah sakit, Dion pun diizinkanpulang. Sebenar nya Tana senang mendengar kabar tersebut,tapi dikarnakangensi nya lebih tinggi, Tana berpura-pura seolah dia tak perduli terhadap Dion. Tanpa diketahui oleh Tana, sebenarnya Dion mengidap sebuah penyakit yang sangat parah,namun karna tak ingin melihat Tana bersedih, Dion terpaksa menyembunyikan penyakitnya itu dari Tana. Dokter telah memponis bahwa waktu Dion berada didunia ini hanya lah tinggal beberapa bulan lagi. namun seminggu setelah Dion keluar dari rumah sakit, Tana sempat menanyakan kepada Dion, apa penyebab Dion koma kemarin,namun pertanyaan itu berhasil dielakkan Dion karna lelucon yang diberikan nya kepada Tana,hingga Tana pun menjadi lupa akan tujuannnya itu.
Sebenarnya kanker darah itu sudah lama diderita Dion,tapi Dion dan keluarganya tak pernah mengetahui nya sedikit pun. Tapi ibu nya sudah tidak asing lagi dengan penyakit yang diderita putra satu-satunya itu,karna ayah Dion yang meninggal 10 tahun lalu juga disebabkankarna terkena penyakit kanker darah. Ibunya selalu berusaha tabah dan tegar didepan Dion agar Dion selalu merasa kuat dalam menghadapi sisa-sisa hidupnya itu.
“Tana,,,,makan dulu nak, bunda masakin makanan kesukaan kamu ni..udah dua hari kamu g’ makan;;..seru bu Nita (ibu Tana).” Tak berapa lama Tana pun keluar dari kamarnya dan langsung menuju meja makan,namun selama makan malam berlangsung Tana tak ada mengeluarkan sepatah kata pun,hingga membuat ibu nya heran,,”ada apa dengan mu nak,bunda g’ sanggup melihat kamu seperti ini,maafkan bunda karna bunda g’ bisa kasih tahu kamu,kalau sebenarnya Dion sakit dan umurnya singkat,maafkan bunda,karna bunda g’ ingin melihat kamu tambah hancur..’:,,,”bu Nita berbicara dalam hati sambil melihat Tana”.
Malam pun tlah larut, namun Tana belum juga mengistirahatkan tubuh yang sebebnar nya lelah itu. Begitu pun dengan Dion, dirumah nya dia slalu merasa ketakutan hal yang sering dirasakannya adalah apabila dia tertidur dia takut jika dia tidak akan pernah terbangun lagi. karna Dion slalu beranggapan bahwa “hidup itu untuk mati dan mati itu adalah tujuan manusia hidup didunia ini”, maka dia tidak pernah merasa takut dalam menghadapi kematian yang pasti akan menjemputnya. “Tuhan apabila engkau ingin mengambil ku,ambillah aku dalam keadaan yang baik, jangan kau biarkanaku pergi dengan cerita sengsara yang akan diceritakan oleh orang-orang yang ku cinta..”,,’pinta Dion dalam doa nya’.
Hidup yang dihadapi semua manusia memang keras, namun apabila melangkah dalam doa semua akan bisa berjalan seiring dengan keabadian, jalani saja seperti air yang mengalir,hal itu lah yang membuat Dion slalu berani dan tegar dalam menjalani hidupnya. Lain halnya dengan Tana, dia slalu saja beranggapan bahwa dunia ini semu dan sering kali tak berpihak padanya,dan Dion lah yang sanggup mematahkan setiap opini yang menyiksanya itu. Hingga bu Nita slalu berfikir apa yangkanterjadi dengan Tana jika Dion tiada. dalam doa bu Nita slalu meminta agar Tuhankanmemberi Tana kekuatan lebih saat Dion diambil nanti.
‘ma,,,,mengapa Tuhan g’ membiarkan Dion hidup bersama Tana,apa salah Dion ma,,,hingga Tuhan ingin mengambil Dion secepat ini,,,apa Dion salah jika Dion slalu ingin melihat Tana tersenyum???..”keluh Dion kepada ibunya”.
Lalu ibunya menjawab keluh putra nya itu..” Tuhan itu sayang sama Dion,makanya Tuhan mengambil Dion dari mama,dan ingatlah nak,,,suatu saat Dion pasti akan bersam dengan Tana,disuatu tempat nan indah disana. Percaya lah nak,,,bahwa Tuhan punya rencana indah untuk Dion dibalik ini semua.”
Setelah keluar dari kamar Dion, bu Dara (mama Dion) tak sanggup menahan air mata nya lagi,dia tak mampu ,melihat kondisi Dion yang semakin lama semakin rapuh. Sering kali bu Dara menangis setiap malam menjelang ia tidur, dia tak mungkin menunjukkan air mata nya itu di depan Dion. Setiap hari Dion sering mengeluh dengan hari-hari yang dijalaninya,,”kapan Dion mati,apa gunanya Dion jalani kemo truz ma..toh kemo juga g’ akan bisa buat Dion sembuh kan ma, dan Cuma bikin hidup Dion makin hancur, kenapa???karna fisik Dion g’ seperti yang dulu lagi ini semua dampak dari kemo”,,hanya kalimat itu lah yang sering disampaikan Dion pada ibunya. Setiap kali ibunya ingin menjawab, Dion tak pernah mau mendengar respon ibunya,,
Satu bulan tlah berlalu,namun Dion masih enggan menemui Tana walaupun Tana mendatangi rumahnya,beribu alasan yang diberikan Dion untuk mengelak bertemu dengan Tana, Dion sebenarnya sadar bahwa sikapnya itu akan membuat Tana sakit,namun Dion takut apabila Tana melihat kondisi nya saat ini, dia tak ingin melihat Tana terbebani akan penyakit yang diderita nya itu,apa lagi jika Tana tahu akan usia nya yang sudah tidak lama itu.
Cinta diantara mereka masih saja tertahankan,entah sampai kapan semua itukanterukir menjadi sebuah cerita cinta yang nyata,. Dalam situasi yang genting pun mereka tak pernah ingin membahas anugrah sang pencipta itu. Apa lagi setelah Dion tahu bahwa usia nya sudah tidak lama lagi,dia bertambah takut untuk jujur kepada Tana.
Kamis ,18 November 2004. Nina yaitu sahabat Tana dan Dinda terbaring dirumah sakit, ternyata Nina selama 2 tahun belakangan ini terkena penyakit kanker tulang,namun dia tak pernah mengeluhkan penyakitnya itu kepada kedua sahabat nya, dan pada saat itu juga ibunda Nina menceritakan semua yang telah terjadi dengan Nina selama dia mendirita kanker tulang tersebut. Nina sengaja tak memberi tahukan kedua sahabatnya karna Nina g’ ingin sahabat nya ikut larut dalam kesedihan nya. Suasana haru kembali terukir saat tiga sahabat itu bersatu dalam pelukan yang hening, setelah puas bercengkrama Nina meminta kepada dua sahabat nya agar tidak meneteskan air mata saat dia pergi nanti,,,
“ Tuhan mengapa, sahabat ku kau beri penyakit seperti ini,aku tak kuasa melihat sahabatku menahan sakit didepan ku”.’seru Tana dalam hati’….begitupun dengan Dinda,,”Tuhan,,,,jika kau tak menghendaki kami jalani hari bertiga,pisahkan kami dalam tawa ,jangan pisahkan kami dalam lara,aku ikhlas jika kau ambil sahabat kami,karna aku tak ingin melihatnya menahan sakit yang terlalu lama”….
Nina hanya menatap mata Tana dan Dinda,,sambil berkata “ Tana,,,,Dinda,,,,Nina minta maaf,,,jika Nina banyak membuat kalian marah dan sedih karna Nina,,tapi Nina mohon kalian ikhlaskan Nina,,,,,Nina ingin tenang dan g’ ingin menahan sakit ini lagi Tan,,Din,,,”
Tana dan Dinda tak mampu membalas ungkapan Nina,mereka hanya meneteskan air mata saja. Satu jam sudah waktu mereka habiskan untuk bercengkrama tentang cerita yang tak ada penghujungnya itu. Setelah melewati tawa yang panjang…tiba-tiba Nina menghela nafas panjang,dada menyesak.tubuhnya gemetar.tangannya mulai kaku,,matanya pun semakin sayu,,Tana dan Dinda ketakukan dan meneriakkan para dokter rumah sakit itu, namun setelah beberapa menit berada diruangan kelabu itu,para dokter keluar dengan muka lesu,, tak seorang pun yang tahu,ntah berita apa yang kan kan di dengar….
Ternyata Nina tlah terbaring kaku,ibunya mencoba ikhlas karna dia lega akhirnya Nina tak lagi menderita,tak akan ada lagi cerita luka sang buah cinta setiap malam gelap sebagai penghantar tidur. Begitupun dengan Dinda dan Tana mereka tak mampu berdiri tegak,seolah-olah tubuhnya tak mampu lagi menopang tubuh mungilnya. Mereka memeluk erat jasad sahabatnya itu..
“Nina,,,,,,,,ngapa begitu cepat Nina meninggalkan Tana,,,,,,Tana g’ sanggup kehilangan Nina,,,,semoga Nina bahagia disana,,,,Tana harap,,kelak kitakan dipersatukan lagi disana,,dibawah naungan Tuhan”…’ucap Tana dalam raungan nya’…..namun Dinda yang slalu berusaha tegar itu pun berkata kepada Tana..”sudah lah Tan ,,,,,Tuhan itu sayang ma sahabat kita,,,makanya Tuhan ingin sahabat kita kembali lagi pada nya”. Ibunda Nina tak mampu berbicara apa-apa,,,wanita itu berusaha menutupi duka nya,karna disatu sisi dia menahan kesedihannya agar sahabat anak nya itu tak bertambah hancur.
Jumat,19 november 2004 pukul 10.00 WIB Nina telah dimakamkan. Dion yang ternyata juga hadir diacara pemakamam Nina berkata dalam hati..” sebentar lagi aku lah yang akan terkubur ditanah merah yang berukuran 2×1 meter itu…apa aku kan sanggup menyaksikan Tana bersedih dari sana????”… seminggu tlah berlalu, Dion pun kembali dirawat dirumah sakit…lagi-lagi Dion terbaring koma..namun kali ini Tana sengaja tak diberi tahu,,karna kondisi Dion semakin parah,semua nya sesuai dengan apa yang dipinta Dion,,bahwa apabila kondisinya semakin parah,dia berpesan kepada ibu dan kakak nya,,agar tidak mengabarkan Tana.
Dirumah Tana sering mengeluh kepada ibunya,mengenai Dion yang tak kunjung menghubungi nya,,,namun ibunya tlah mengetahui kondisi Dion yang semakin parah itu,hingga ibunya kerap kali berbohong kepada Tana demi menepati janji nya kepada Dion.
Satu jam kemudian Jingga menelpon Tana dan mengatakan bahwa Dion tlah tiada,betapa hancur nya hati Tana pada saat itu,satu per satu orang yang dicintainya pergi meninggalkan nya. Semenjak kematian Dion, Tana seperti tidak bersemangat untuk hidup lagi. dan pada saat seperti itu hanya Dinda lah salah satu sahabatnya yang masi tersisa. Seminggu sudah Dion dimakamkan, namun Tana masih enggan untuk pergi kemakam Dion,karna Tana slalu saja membantah kenyataan bahwa Dion tlah tiada. ‘ Tuhan,,,,,apa sebenarnya salah ku,,,sehingga semua orang yang ku cinta pergi meninggalkan ku,,,begitu saja,,terutama Dion, apa sebenarnya yang dia rasakan kepada aku,,,,??????’ jerit Tana. ‘sudahlah nak,,,,,Tuhan pasti punya rencana indah untuk kamu,,,,’ungkap bu Nita..
Sebenarnya bu Nita tahu seperti apa perasaan Dion terhadap Tana, namun bu Nita enggan mengatakan yang sebenarnya kepada Tana,karna dia takut bahwa kenyataan ini akan membuat Tana semakin menderita saja.
Minggu ,26 Desember 2004, hari itu tepat satu bulan Dion meninggal dunia,dan pada saat itu juga Tana sudah mulai bisa menerima kenyataan bahwa Dion tlah tiada, dan entah seperti apa hidupnya saat ini,betapa hancurnya gadis bebibir mungil itu, hari-hari nya slalu saja dihiasi dengan air mata, bunda nya dan Dinda slalu mencoba membawa nya berkomunikasi namun sering kali Tana tidak memberikan respon apa-apa.
Setiap hari Tana slalu mengunjungi makam Dion,,,ntah apa yang diadukan nya pada nisan yang kian lama kian rapuh itu. Mawar merah slalu saja di taburkannya dimakam Dion,mungkin sebagai lambing cintanya kepada Dion, seperti ucapannya 2 tahun lalu kepada Dion “apa bila aku jatuh cinta akan ku pastikan cintaku akan slalu membara seperti merahnya mawar”. Tana sebenarnya masih belum mengetahui perasaan Dion terhadapnya,hal ini lah yang semakin membuatnya hancur, dan dia slalu menanti dalam semu, Tana sebenarnya sadar bahwa Dion tak akan pernah kembali lagi kedunia untuk mengatakan isi hatinya, namun karna jiwanya masih terguncang dia masih menepis kenyataan yang sebenarnya ada dihadapan nya itu.
Beberapa kali Tana sempat melakukan cobaan bunuh diri. Hal itu sering dilakukannya pada saat ia sadar bahwa Dion tlah tiada, namun ibunya slalu bisa menghalangi niat buruk anaknya itu. Dinda yang ikut terpukul atas kondisi sahabatnya, sempat beberapa kali dilarikan kerumah sakit karna stress dan membahayakn nyawanya sendiri akibat terlalu sering memikirkan keadaan sahabatnya. Dan setelah melihat kondisi Dinda, Tana berangsur-angsur mulai mengerti dengan situasi, dia tak sanggup melihat Dinda seperti itu hingga dia berhasil melupakan masa lalunya dan Tana sadar bahwa masih ada Dinda yang harus ia jaga dan Dinda juga satu-satu nya kenangan yang tersisa yang masih menggambarkan Nina dan kisah mereka bertiga.
Sabtu ,26 November 2005, tepat satu tahun kepergian Dion, dan Tana mulai menyadari bahwa Dion tlah tiada,Tana pun mulai menata hidupnya yang baru, meski masih dibayang-bayangi cinta nya terhadap Dion. Namun Tana sadar bahwa Dion tak akan mungkinkan kembali untuk hidup bersamanya. Tana dan Dinda sudah mulai membuka lahan pekerjaan dan tiada sia-sia yang mereka lakukan usaha nya melejit dengan sangat pesat, sampai-sampai membuat mereka lupa dengan urusan percintaan lain hal nya dengan Tana, ternyata Dinda sudah memutuskan untuk melepas masa lajangnya bersama Soni. Resepsi Dinda akan digelar 5 hari lagi, dan yang sibuk bukannya Dinda melainkan Tana, Tana begitu semangat mengurus resepsi sahabatnya itu.
Namun ketika ditanya kapan ia akan menyusul,ia slalu saja menjawab “ Tuhan sedang menyiapkan jodoh ku disurga”,,. Tak dapat dipungkiri bahwa Tana masi belum bisa melupakan Dion. 1 Desember 2006, Dinda resmi menjadi istri Soni, hidup mereka sangat bahagia hingga membuat Tana semakin iri. Tiga tahun pernikahan Soni dan Dinda hingga mereka dikarunia seorang anak, Tana belum juga melepas masa lajangnya.
“ Tan,,,aku mau pergi keKalimantannih ma Soni,,pukul 13.00 WIB aku berangkat,kamu ikut g’???”,,,pamit Dinda,
“ ke’ nya g’ dech Din,,,aku capek banget,,,g’ pa ya???”,,jawab Tana.
Akhirnya Dinda dan soni pun pergi berdua,lalu anak mereka dititipkan kepada Tana. Dinda dan Soni tak perlu khawatir lagi,karna mereka mengenal Tana dengan akrab, hingga anak mereka yang masih berusia 3 tahun pun sudah bisa memanggil Tana dengan sebutan “mami”. Satu jam setelah Dinda dan Soni pergi, tiba-tiba saat Tana sedang menonton televisi dan tanpa disengaja Tana menyaksikan berita bahwa pesawat yang ditumpangi Dinda dan Soni mengalami kecelakaan dan dikabarkan bahwa semua penumpangnya tlah tewas.
Tana kembali terpukul dengan musibah itu, namun dia sadar bahwa masih ada Kiran putri Dinda yang harus ia rawat, sebagai mana janji mereka terdahulu “apabila diantara kita meninggal terlebih dahulu dan sahabat lainnya bersedia mendidik anak peninggalan sahabatnya sendiri”.
Enam bulan kejadian itu sudah bisa diterima Tana dan kini ia tlah memenuhui janjinya untuk merawat Kiran,dengan ikhlas dan tulus Tana merawatnya bak anak kandung. Susah senang Tana jalani dengan tabah hingga Kiran berusia 3 tahun tujuh bulan, Tana mulai menceritakan kepada Kiran siapa sosok SOni dan Dinda,hingga gadis mungil itu mulai mengerti siapa orang tuanya itu.dan Tana memasukkan Kiran di play group yang tak jauh dari perusahaannya.
Ditempat Kiran disekolahkan tanpa disengaja Tana bertemu dengan seorang pria yang ramah dan sepertinya adalah seorang pengusaha yang sukses pria itu bernamaDerry, dan ternyata adalah sahabat Dion. Derry mengetahui semua yang tlah terjadi dan derry juga memberi Tana selembar surat yang sudah lumayan buram, itu adalah surat yang sempat dititipkan Dion kepada Derry yang sengaja ditulis untuk Tana,,disurat itu tertulis “ bintang kejora ku,aku sangat menginginkanmu,aku sangat ingin membawa mu kedekapan rembulan yang diujung tanduk ini, aku sangat mencintaimu sampai akhir hayat ku,maafkan aku yang tak pernah mengaku cinta,karna aku takut kau akan terluka jika tahu bahwa sang bulan kan tenggelam..jangan pernah tangisi cinta ini lagi,,kelak kitakan bersatu disuatu tempat nan indah disana,,dan sekarang aku tlah membawa pengganti diriku yang kan menjagamu didunia,belajarlah untuk mencintainya,meskipun itu pahit. I LOVE U FOREVER”.
Tana pun puas setelah membacasuratdari Dion,dan dia lega akhirnya dia tahu bahwa Dion juga mencintainya. Lima bulan lamanya Tana mencoba untuk lebih mengenal Derry dan akhirnya mantap sudah keputasan nya, hingga Tana dan Derry menetapkan bahwa Rabu, 1 desember 2010 atau genap Kiran berusia 4 tahun, mereka meresmikan hari jadi nya membuka lembaran baru sebagai sebuah keluarga yang bahagia.
Tana sudah bisa melupakan segala kisah yang dialami nya beberapa tahun silam dan menata hidup yang baru dan lebih baik bersamaDerry, Kiran (buah cinta Soni dan Dinda sahabatnya),dan malaikat-malaikat kecil yang kelak hadir dalam hidup mereka.
OLEH:Samsudin Anwar